Menjadi Berguna itu Membahagiakan
Komunitas SGN sambil berproses belajar banyak kearifan. Satu hal yang disadari kini, adalah bahwa jika kita serius mengerjakan sesuatu, mencurahkan energi positif dan penuh perhatian dalam berkarya, maka akan tercipta daya tarik yang 'menyedot' orang lain untuk ikut berkarya juga, 'menarik' orang lain untuk ingin ikut merasakan 'nikmatnya berguna'.
SGN pada awalnya lahir dari kepedulian yang dalam terhadap ekologi, masyarakat dan kebudayaan desa Sekaralas. Namun tak ingin terjebak pada pendekatan 'community development' atau 'community organizing' yang jamak dilakukan oleh LSM. kekuatirannya adalah bahwa ini akan melahirkan semacam tabir pemisah 'kita para organiser/community developer' dan 'mereka masyarakat desa' yang patut dibantu. Berdasarkan pengalaman, pendekatan seperti ini dapat menimbulkan ketergantungan - dimana dinamika upaya perbaikan kondisi akan bergantung kepada ada atau tidaknya organiser. Kemudian ini akan bergantung lagi kepada ada atau tidaknya dana untuk membiayai si pekerja CD atau organizer ini.
SGN sengaja lahir sebagai suatu 'daya kreatif' - kami ingin mengasah kreatifitas kita - terus menerus mengeksplorasi batas - secara konstruktif terus berusaha untuk meraih kesempurnaan. Kesempurnaan ini bisa bermacam-macam: kesempurnaan karya yang mencakup kehalusan kerja tangan dan keindahan bentuk yang difikirkan, kesempurnaan dalam mencari jalan keluar dari berbagai kebuntuan (bisa kebuntuan dialog, bisa kebuntuan dana, bisa kebuntuan dalam artian sumberdaya lain yang cekak) - fasilitator SGN terus menerus mengajak komunitasnya dan dirinya sendiri untuk terus mencari jalan keluar dari kebuntuan-kebuntuan ini, juga kesempurnaan dalam berhubungan dengan masyarakat yang lebih luas - yang selalu dipegang dalam proses ini adalah roh kreatifitas yang positif.
Hal lain yang dipegang oleh SGN - adalah kemandirian. SGN harus dapat menyemai kemandirian terutama untuk dirinya sendiri - oleh karena itu - kami juga ingin menumbuhkan berbagai lapangan bagi masyarakat desa untuk berkarya dan memperoleh penghasilan di desa. Menurut kami, ini hanya mungkin tumbuh dengan subur jika kita mampu untuk 'mengolah alam desa dengan rasa cinta'.
Ternyata pendekatan ini ampuh juga. sebagai komunitas kreatif SGN sendiri terus berkembang, dengan karya-karya yang semakin berkualitas dan beragam.
Yang menarik adalah bahwa rupanya SGN juga mulai 'menyedot' perhatian berbagai pihak dikalangan masyarakat desa yang lebih luas. Terutama para pendidik. Jumat lalu SGN diminta oleh TK Mandiri milik masyarakat setempat untuk mengisi pelajaran selama sehari. Anak-anak diajak untuk mengolah taman TK. SGN datang dengan berbagai bibit tanaman hias dan merencanakan bersama para ibu Guru dan anak-anak ploting tanaman (semua anak seterusnya mendapat tanggung jawab untuk memelihara plot masing-masing dengan baik). Lewat mengolah taman anak-anak mendapatkan pengalaman tentang indahnya menjadi berguna, tentang pentingnya tanggungjawab, juga bahwa kerjasama itu mengasyikkan.
Nilai-nilai positif ini tersemai dengan baik, bukan karena SGN memposisikan diri sebagai community developer/community organizer. Nilai-nilai positif ini bersemi dengan subur karena bagi SGN - ini adalah 'way of life'. Tiap hari kami mendapatkan 'reward' yang menyenangkan dan kadang mengejutkan. Selalu saja ada orang yang datang minta untuk ikut dibantu belajar menerapkan nilai-nilai positif ini dalam proses berkaryanya. Seperti para ibu guru TK mandiri ini.
SGN berusaha 'menjadi' seperti pohon jati. Tiap musim kering - bunganya tumbuh subur, menjadi biji-biji yang menyebar terbawa angin - dan tumbuh kuat dimanapun dia jatuh. Seperti kata Bram, salah satu pendiri SGN:
"Pohon Jati tinggi-tinggi tumbuh kuat di tanah cadas yang keras". Anggaplah situasi pedesaan Jawa saat ini adalah tanah cadas yang keras bagi tumbuhnya anak-anak - dengan kreatifitas yang positif - situasi ini dapat diolah menjadi media tumbuhnya anak-anak yang memiliki jati diri yang kuat dan kokoh, sekokoh pohon jati yang tumbuh dicadas keras.