Sekartaji

Isu Lingkungan, Perempuan dan Globalisasi di Indonesia

Thursday, March 16, 2006

Bogor yang Mungkin

Bogor sebagai kota - punya banyak kemungkinan bagi eksistensinya.
Dari segi kondisi alam, sebenarnya kota ini memiliki banyak kelebihan dibanding kota-kota lain di Indonesia, namun dari segi manusianya mungkin bisa dikatakan kota ini memiliki banyak kekurangan. Bogor penuh sesak, dan sanitasinya sungguh kacau. Produksi dan konsumsi yang tak mengindahkan kebijaksanaan dalam cara pengelolaan limbah membuat kota ini tak nyaman bagi penghuninya.

Sejak beberapa waktu yang lalu, kubanyak menggunakan kendaraan umum di Bogor. Banyak yang menarik dari segi interaksi dan kesempatan untuk mengalami dan mengamati pergaulan dan perilaku banyak orang. Banyak gejala sosial yang menarik dan dinamis terjadi di kota ini. Namun dari segi ekologi banyak kejutan yang kurang nyaman kualami. Misalnya: pada saat berjalan dari depan HERO pajajaran menuju terminal Baranagsiang - meskipun secara fisik ini merupakan bagian kota yang lumayan tampil bersih dengan taman-taman, boulevard dan trotoar - akan tetapi tetap tak nyaman untuk dilewati karena tercium bau kotoran manusia yang acapkali cukup menyengat. Memang daerah ini sangat padat - namun fasilitas sanitasi umum tidak ada sama sekali.

Tadi kubercerita pada teman - bahwa aku sungguh iri pada kota kalifornia. Disini - kotoran anjingpun diproses menjadi energi melalui sebuah 'bio-digester' menjadi biogas. Mungkinkah suatu saat nanti, kebersihan kota Bogor dapat menandingi Kalifornia ini?

Kalau, kita warga bogor dapat mengurus kebersihan dengan lebih baik, sebenarnya mungkin saja Bogor lebih nyaman dibanding Kalifornia - bayangkan saja - ketika kita melalui berbagai sudut taman kota - banyak pohon bungan kantil dan bunga tanjung. Keduanya menyebarkan bau yang sangat enak. Cobalah lintasi taman kencana dipagi hari - akan tercium wangi bunga kantil. Bogor punya banyak kemungkinan - yang jikalau mau dapat kita ubah menjadi kenyataan.

Friday, March 03, 2006

Survival dan Kreatifitas

Kemarin ku menemukan kejutan menyenangkan di jalan Sudirman. Didepan Gedung sebelah kiri Sudirman Tower - ada satu pohon sawo kecik yang lebat berbuah. Buah buah itu masih berwarna merah muda - belum terlalu tua. Yang berbuah itu pohonnnya kecil - pohon lainnya yang sudah lebih kokoh tak satupun yang berbuah. I wonder what will happen to those fruits? Mungkin sebaiknya ku kembali secara berkala untuk memeriksa apakah sudah cukup tua untuk dipetik dan diperam. Mungkin juga para penyapu jalan dan pemelihara taman tahu bahwa ini enak dimakan - semoga mereka dapat menikmatinya nanti.

Kemarin dulu - saat jalan-jalan di Jalan Tangkuban Perahu Bogor, melewati rumah tua yang atapnya sudah runtuh kedalam, mirip rumah difilm-film scoopy doo yang selalu 'haunted' itu - kutemukan tanaman merambat menyerupai pohon saga. Daunnya mirip daun asam - namun tanaman ini menjalar - 'its a vine not a tree'. Kudekati dan kuamati hati-hati ternyata memang saga (orang jawa menyebutnya 'sogok tunteng' - Dulu kalau ada gadis berkulit hitam manis yang mengenakan baju berwarna merah menyala akan diledek sebagai 'sogok tunteng') - banyak sekali butir-butir biji saga berwarna merah menyala dengan pantat hitam legam terhambur ditanah.. Dengan sukacita aku mengumpulkannya - kami akan membudidayakannya di Sekaralas. Biji ini ideal juga untuk mote - cantik sekali. Saga juga punya khasiat medicinal yang cukup banyak. Kebetulan disamping cinta tanaman obat - saya juga pencinta mote... Saya mencintainya karena mote bisa menjadi media untuk membujuk kreatifitas orang untuk menyembul kepermukaan. Cobalah beri segenggam mote aneka warna, sedikit kawat atau benang pada seseorang - minta dia membuat beberapa perhiasan darinya - dia akan asik mencoba berbagai permutasi kombinasi mote - belum lagi alternatif benda yang bisa dibuatnya - jumlahnya juga tak terbatas. Orang, terutama anak-anak - selalu larut dalam keasikkan ini. Sebenarnya kreatifitas memanipulasi mote ini - approachnya dapat diberlakukan pada saat menghadapi berbagai tantangan hidup juga. Ada kemungkinan yang banyak sekali dalam setiap situasi yang kita hapadi. Potensi untuk survivalpun ada dimana-mana dengan kemungkinan-kemungkinan yang tak terbatas pula.

Siapa sangka sawo kecik dan biji saga - dua tanaman yang dulu bermakna bagi masyarakat pedesaan - yang kini sulit dicari di desa - justru masih survive di Jalan Sudirman dan di tengah-tengah kota Bogor. Sawo kecik - penting sebagai sumber vitamin, serat dan pengakenaragam pangan. Biji saga bukan saja penting sebagai tanaman obat - sebagai bahan mote yang istimewa, dia juga dapat menjadi media untuk membujuk kreativitas anak-anak, bahkan kaum dewasa sekalipun untuk bersemi.

Wednesday, March 01, 2006

Istirahat Sejenak

Di teras belakang rumah
Sepoi angin membelai pipi
Mengayun daun jambu dan rambutan
Ditambah sentuhan cahya mentari
Tergubah tarian sejuta dinar - seolah gemerincing
Berhamburan mengikuti arah angin
Membentuk ombak datang dan pergi
Pada pelataran batu candi di belakang rumah